Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Manajemen Mutu di Unit Gawat Darurat: Pendekatan LEAN

D. Kode: 15-RSP-GWTDRT 1. Judul: Manajemen Mutu di Unit Gawat Darurat: Pendekatan LEAN 2. Waktu (Durasi): a. 31 Juli – 1 Agustus 2015 (Dua h...

D. Kode: 15-RSP-GWTDRT

1. Judul: Manajemen Mutu di Unit Gawat Darurat: Pendekatan LEAN

2. Waktu (Durasi):

a. 31 Juli – 1 Agustus 2015 (Dua hari)

b. 31 Juli – 1 Agustus 2015 (Dua hari)

3. Tempat: RSIA Kemang Medical Care, Jl. Ampera Raya no 34 Cilandak Jakarta Selatan

4. Jumlah Peserta: Maksimal 20 orang

5. Tujuan:

a. Memahami konsep implementasi LEAN di unit Gawat Darurat

b. Mendiskusikan pendekatan praktis metodologi implementasi LEAN di Unit Gawat Darurat

c. Belajar cara mengimplementasikan LEAN di unit Gawat Darurat

d. Berbagi pengalaman implementasi LEAN di unit Gawat Darurat

6. Latar Belakang:

Lean adalah sebuah system yang secara sistematis mengeliminasi semua jenis pemborosan di dalam sebuah organisasi termasuk rumah sakit. LEAN di unit Farmasi berfungsi untuk menghilangkan aktifitas yang tidak bernilai tambah mulai dari pemesanan, penerimaan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan. Prioritasnya pada peningkatan keselamatan pasien.

Rumah Sakit Plus dengan pengalaman pelatiahannya ingin berkontribusi meningkatkan efektifitas dan efisiensi unit Gawat Darurat di rumah sakit seluruh Indonesia. Dengan metodologi yang sistematik dan fokus kami yakin bisa membantu rumah sakit dalam mengeliminasi pemborosan. Harapan kami pada akhir pelatihan peserta dapat mengimplementasikan tools yang telah dipelajari di rumah sakit masing-masing.

Hasil implementasi LEAN di rumah sakit dapat menghemat waktu pelayanan dari 38 menit menjadi 15 menit, pasien tidak perlu menunggu panggilan dan langsung masuk ke ruang rapid triage and treatment (Murrell, 2011). Implementasi lain dengan membuat peta aliran untuk mengatur pasien dari pertama datang hingga keluar dari UGD (Rosmulder, 2011). Peta aliran ini dapat menambah nilai dari mulai proses registrasi, sambutan hingga pelayanan dokter. Selain itu dapat mereduksi waktu tunggu, gerakan, kesalahan, persediaan berlebih dan pergerakan (Farrell, 2009). Mengejar kesempurnaan dalam istilah LEAN disebut Kaizen adalah bentuk evalusi layanan yang terus menerus dilakukan setiap minggu untuk melihat apakah ada yang perlu diperbaiki dari minggu-minggu sebelumnya (Chung, 2006).


7. Metodologi:

Metode yang digunakan terdiri dari presentasi, diskusi kelompok, berbagi pengalaman, kunjungan lapangan dan setiap peserta akan mempresentasikan rencana kerja.


8. Tentative Program

Hari Pertama:

c. Introduksi LEAN: Menjelaskan konsep LEAN

d. Waste (Waste Audit): Menjelaskan teknik identifikasi dan mengurangi pemborosan

e. SPC (Statistical Process Control) : Mengidentifikasi barang yang slow moving dan fast moving: Pareto


Hari Kedua:

• VM: Meningkatkan akurasi obat dan patient safety: LASA/NORUM

• Kanban: Menentukan tingkat persediaan yang paling efisien: ROP, EOQ, FEFO (first expire first out)

• Kaizen (Fish bone/5-Why)

• Kunjungan Lapangan


9.Biaya:

Investasi pelatihan ini Rp. 4.800.000,- per peserta.

• H-25 (Diskon Rp. 1.000,000,-) Rp. 3.800.000,- per peserta

• H-15 (Diskon Rp. 400.000,-) Rp. 4.400.000,- per peserta



Manajemen Mutu di Unit Gawat Darurat: Pendekatan LEAN

Reponsive Ads